Tokoh Muda Inspirasi Kaum Nahdliyin, Pendiri Sekaligus Pimpinan NU di Bawah Usia 40 Tahun

KonteksMedia – Genap berusia satu abad, Nahdlatul Ulama telah dipimpin oleh banyak ketua umum, sejak masa Rais Akbar NU, KH Hasyim Asy’ari, hingga kini.

Ketua Umum dari masa ke masa selalu menjadi inspirasi bagi kaum Nahdliyin, terutama pendiri Nahdhatul Ulama (NU) yang ketika memimpin atau memperakarsai lahirnya NU ketika berusia di bawah 40 tahun.

Berikut tokoh-tokoh muda yang dirangkum dari berbagai sumber, seperti KH Abdul Wahab Chasbullah (salah satu pendiri NU) KH Mahfudz Shiddiq (Ketua PBNU ketiga) KH Abdul Wahid Hasyim (Putra pertama dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, Ketua PBNU kelima), KH Idham Cholid (Ketua Tanfidziyah NU terlama dalam sejarah NU yakni selama 28 tahun pada periode 1956-1984).

1. KH Abdul Wahab Chasbullah

KH Abdul Wahab Chasbullah (31 Maret 1888 – 29 Desember 1971) adalah Pahlawan Nasional Indonesia dan salah satu pendiri Nahdatul Ulama (NU). Ia adalah pengarang lagu Yaa Lal Wathan yang banyak dilantunkan warga NU.

KH Abdul Wahab Chasbullah juga merupakan pendiri kelompok diskusi pada tahun 1914, bernama “Tashwirul Afkar”, saat berusia 26 tahun, kemudian mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Negeri) saat berusia 28 tahun, pendiri Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Pedagang), diusia 28 tahun ia mendirikan Nahdatul Wathon dan diusia 38 tahun ia juga menjabat sebagai ketua tim Komite Hijaz.

Sejak 1924, mengusulkan agar dibentuk perhimpunan ulama untuk melindungi kepentingan kaum tradisionalis yang bermazhab. Usulannya terwujud dengan mendirikan NU pada 1926 bersama kiai-kiai lain. Ia juga salah seorang penggagas MIAI, pernah menjadi Rais ‘Aam PBNU.

Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah wafat di Jombang pada 29 Desember 1971. Beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 7 November 2014 oleh Presiden Joko Widodo

2. KH Mahfudz Shiddiq

Nama KH Mahfudz Shiddiq tak pernah luntur dalam kertas sejarah pendirian NU, beliau merupakan ketua PBNU ketiga dan cukup muda untuk menduduki jabatan penting organisasi ini.

Kiai Mahfudz, sapaan akrabnya mengemban amanah sebagai ketua di usia cukup muda yaitu 30 tahun.

Kiai Mahfudz lahir di Jember tahun 1907 dan wafat juga di Jember pada tanggal 1 Januari 1944 M dan dimakamkan di pemakaman keluarga Turbah, tepatnya di Condo Kaliwates Jember.

3. KH Abdul Wahid Hasyim

KH Abdul Wahid Hasyim merupakan putra pertama dari Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqah binti Kyai Ilyas. Beliau lahir di Jombang pada tanggal 1 Juni 1914 M.

Beliau dikenal dengan cendikiawan muslim yang cerdas, selain menjabat sebagai Ketua Umum PBNU kelima diusia beliau 37 tahun, KH Abdul Wahid Hasyim juga pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada tiga kabinet yakni kabinet Hatta, Natsir, dan Sukiman di usia 31 tahun.

Saat menjabat sebagai Menteri Agama, banyak gebrakan dan kebijakan yang keluarkan beliau salah satunya menyetujui berdirinya perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), cikal bakal Universitas Islam Negeri (UIN) di bawah pengawasan Kementerian Agama.

KH Abdul Wahid Hasyim juga merupakan salah satu anggota Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Di Pesantren Tebuireng ia mempelopori masuknya ilmu pengetahuan umum ke dunia pesantren dengan mendirikan Madrasah Nidzmiyah dengan ilmu umum 70 persen, ilmu agama 30 persen. Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 17 November 1960.

KH Abdul Wahid Hasyim wafat di usia ke 39, tepatnya tanggal 19 April 1953, dan dimakamkan di Kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang.

Beliau wafat ketika dalam perawatan setelah mengalami kecelakaan mobil ketika sedang dalam perjalanan menuju Sumedang untuk menghadiri rapat NU.

4. KH Idham Cholid

Dr (HC) K H Idham Chalid (27 Agustus 1921–11 Juli 2010) adalah tokoh bangsa, tokoh agama, tokoh organisasi besar Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan juga deklarator sekaligus pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR. Selain sebagai politikus, ia merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.

Beliau juga merupakan Ketua Tanfidziyah NU terlama dalam sejarah NU yakni selama 28 tahun pada periode 1956-1984. Ketika itu beliau menjadi Ketua PBNU ketujuh diusianya 35 tahun.

Selain dikenal sebagai seorang kiai, beliau juga merupakan tokoh bangsa sekaligus deklarator pemimpin Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

KH Idham Cholid juga aktif dalam dunia pendidikan. Beliau mendirikan perguruan Islam Darul Ma’arif di Jakarta dan pada tahun 1960 mendirikan Pendidikan Yatim Darul Qur’an di Cisarua, Bogor.

KH Idham Cholid wafat pada 11 Juli 2010 dan dimakamkan di Pesantren Darul Quran, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Atas jasanya yang besar terhadap bangsa dan negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mewakili pemerintah di Istana Negara, bersama dengan 6 tokoh lain, berdasarkan Keppres Nomor 113/TK/Tahun 2011 tanggal 7 November 2011 menetapkan Kiai Idham sebagai pahlawan nasional. Kemudian pada 19 Desember 2016, Pemerintah mengabadikannya di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp5 ribu.

Itulah tokoh-tokoh muda NU yang menjadi pelopor berdirinya NU dan memimpin NU saat berusia di bawah 40 tahun, yang diharapkan menjadi tauladan bagi kaum muda Nahdliyin. (*/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like

Konteks Media merupakan media suara rakyat, dengan mengedepankan pikiran-pikiran kritis dan terbuka. Memberikan informasi yang faktual, aktual, serta detail kepada publik. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip media yang independen sebagai media alternatif jalan pikiran masa depan rakyat Indonesia.